Selasa, 29 Januari 2008

Belajar Fisika di DUFAN Ancol

Mengunjungi Museum


Pemahaman terhadap fisika tidak selamanya harus diperoleh di bangku sekolah. Banyak sarana pendidikan di luar sekolah yang membantu memahi fisika lebih dekat. “Murid kami antusias dengan metode pembelajaran fisika seperti kuis Galileo di sebuah stasiun televisi swasta. Karena banyak manfaat yang dapat dipelajari,” cetus Teguh.
Alternatif lain adalah mengunjungi museum ilmu pengetahuan dan teknologi. Menurut Ir. Rathoyo Rasdan, MBA, Asisten Deputi Urusan Pengembangan Promosi Dan Pemasaran Iptek, Kantor Menteri Negara Riset dan Teknologi (KMNRT), museum Iptek Taman Mini Indonesia Indah (TMII) dapat dijadikan sarana pembudayaan ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama bidang fisika. Karena kebanyakan alat peraga disana merupakan penerapan dari displin ilmu fisika. “Lagipula unsur edutainment (education-entertainment) terkandung di dalamnya. Sehingga dapat merangsang minat generasi muda akan fisika,” ungkap Rathoyo.
Fenomena fisika, menurut Rathoyo, harus ditampilkan semenarik mungkin. Sementara metode pembelajarannya harus dilakukan secara interaktif. “Jadi setiap anak dapat terlibat langsung dengan alat peraga yang disediakan. Agar bisa disentuh dan dimainkan oleh mereka,” tambah Rathoyo.
Jenis alat peraga yang dikembangkan di museum Iptek ada tiga bagian. Pertama, dalam bentuk souvenir atau benda-benda yang dapat dijadikan cinderamata. Kedua, outreach yakni benda-benda peraga dalam dimensi kecil dan bersifat portable. Ketiga, stationer atau alat peraga berdimensi besar. Ukurannya 2 x 2 ? meter. Semua alat peraga tersebut dipersiapkan oleh kantor Ristek.
KMNRT mempunyai program sosial budaya guna mendukung pemasyarakatan Iptek, khususnya fisika. Yaitu dengan menyelenggarakan Pusat Peragaan Iptek (Puspa Iptek) di Taman Mini Indonesia Indah. Misi yang diusung adalah belajar dengan cara hiburan. “Pembiayaan program tersebut diambil dari anggaran KMNRT,” ujar Ir. Rukadjat Uno, MSEE, Kepala Bidang Pembudayaan Iptek KMNRT.
Selain Jakarta, program pembangunan museum Iptek juga dilakukan di Padalarang, Solo, dan Malang. Pihak pemerintah daerah (pemda) dan swasta dilibatkan dalam penyediaan gedung. Sementara materi isi dari museum memiliki kesamaan dengan yang ada di Jakarta. “Nantinya akan tersedia 34 alat peraga dan kebanyakan dari penerapan ilmu fisika,” ujar Rukadjat.
Untuk menjangkau generasi muda yang ada di daerah agar menggemari fisika, KMNRT juga menggelar program Iptek keliling. Dengan mengunakan mobile unit, akan dipertontonkan alat peraga outreach. Supaya anak-anak tertarik untuk mencoba dan sekaligus belajar.


Memanfaatkan Tempat Hiburan


Alternatif paling menarik untuk memahami fisika mungkin adalah ide penyelenggaraan Dunia Fantasi Science Festival (Dusef) 2001 di Taman Impian Jaya Ancol mulai Juni-Agustus 2001. Menurut penuturan Faisal Haq, koordinator Media Relation Dusef, acara ini dapat memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia akan media pembelajaran alternatif.
“Kami bermaksud memasyarakatkan fisika dan matematika sebagai ilmu pengetahuan yang menarik,” ujar Faisal.
Sejumlah wahana permainan di Dufan dapat menjadi sarana untuk mengungkap konsep dasar fisika dan matematika. Pada saat mengantri di setiap wahana, pengunjung dapat membaca sebuah display yang berisi keterangan mengenai cara kerja wahana permainan tersebut. Disertai pertanyaan seputar pengetahuan fisika dan matematika, dalam bentuk multiple choice.
Informasi-informasi diharapkan merangsang rasa keingintahuan pengunjung sebelum memainkannya. Pemandu yang menjaga setiap wahana juga bersedia menjelaskan seputar pertanyaan mengenai wahana yang akan dimainkan.
Setelah itu, pengunjung akan mendapatkan pengalaman nyata dari permainan tersebut. Wahana permainan Baku Toki (Bumpers Car), misalnya, ternyata memiliki penerapan dari aplikasi hukum Newton.
Secara praktek, dijelaskan mengapa benturan terasa lebih keras jika mobil yang kita kendarai ditabrak oleh mobil yang dikendarai orang berbadan besar. Atau kenapa sewaktu bermain Ontang Anting, badan terasa terlempar. Begitu pula pada saat bermain Kora-kora, kok jantung terasa mau copot. Dan tanpa disadari sudah terjadi pembelajaraan di dalamnya.
Penyelenggaraan Dusef 2001 merupakan upaya kerjasama antara Dufan, BPPT, LPFI, Depdiknas dan Pemda DKI serta kalangan swasta. Menurut Faizal, acara semacam ini baru pertama kali diadakan di Indonesia. Selain diadakan sepuluh jenis lomba, berkaitan dengan bidang fisika dan matematika, diharapkan pengunjung menyadari adanya unsur edutainment dari setiap wahana yang dimainkan. “Sedangkan tujuan akhirnya adalah menjadikan Dufan sebagai laboratorium Fisika dan Matematika raksasa,” ujar Faizal.
Di bidang Fisika, Indonesia tidak tergolong jagoan ‘tempe’. Karena awal Juli 2001, lima siswa Indonesia berhasil meraih dua medali perak dan tiga perunggu dalam Olimpiade Fisika di Turki. Pada tahun 1999, seorang siswa Indonesia bahkan mampu membawa pulang medali emas. Fisika ternyata tidak selamanya menyebalkan. (Sumber :Sinar Harapan.co.id)

PROGRAM BILINGUAL SMPK 4 BPK PENABUR BANDUNG

This program provides bilingual class interaction during Math and Natural Science. Kids will learn how to communicate their ideas, knowledge and skill in both languages, English and Bahasa. This activity also meant to strengthen their Math and Natural Science concept. No additional charge to join this program on SMPK 4 BPK PENABUR BANDUNG. Wanna join us?

Program ini merupakan program dwi bahasa yang untuk mata pelajaran Sains dan Matematika. Dalam program ini anak-anak berinteraksi dalam bahasa Indonesia dan bahasa inggris. Selain ditujukan untuk memantapkan konsep MIPA anak-anak juga belajar untuk terampil mengkomunikasikan konsep-konsep MIPA dalam bahasa Indonesia dan Inggris. Tidak ada biaya tambahan untuk mengikuti program ini. Mau bergabung?

Kamis, 24 Januari 2008

Mikroskop dan Teknologi Nano (2)




Mikroskop dan Teknologi Nano (2)
Oleh Dr. Ratno Nuryadi
Scanning Probe Microscope (SPM)
Scanning probe microscope, yang sering disingkat dengan nama SPM, adalah generasi baru mikroskop sesudah mikroskop elektron. SPM mempunyai kualitas yang menakjubkan, yaitu resolusi tinggi baik pada arah horisontal maupun vertikal sehingga memungkinkan untuk melihat struktur sekecil atom. Apa itu resolusi? Resolusi adalah seberapa pendek jarak antara 2 titik berdekatan yang bisa dilihat oleh mikroskop. Itulah sebabnya, resolusi merupakan parameter penting yang menentukan kualitas mikroskop. Mikroskop elektron mempunyai resolusi yang tinggi secara horizontal, tetapi resolusinya rendah pada arah vertical. Sedangkan pada dunia level atom, atom sendiri berdimensi tiga (koordinat X, Y dan Z), sehingga untuk observasi pada level atom diperlukan resolusi tinggi baik pada arah horizontal maupun vertikal. Nah, disinilah letak kelebihan SPM dibanding mikroskop elektron.



Gambar 1. STM image dari permukaan silicon (111).
SPM mulai dilirik dan dikembangkan oleh para ilmuwan sejak ditemukannya SNOM (Scanning Near-filed Optical Microscope) pada tahun 1972. Meskipun saat itu struktur dengan ukuran level atom belum bisa dilihat, tetapi ide teknologi scanning sendiri menjadi teknologi baru yang unik dan menarik. Berita yang menggemparkan dunia sains hasil dari pengembangan teknologi ini adalah ketika deretan atom silicon benar-benar terlihat dengan mikroskop jenis ini, yaitu oleh dua ilmuwan dari IBM (Gerd Binnig dan Heinrich Rohrer) pada tahun 1982. Sesuai dengan prinsip kerjanya, yaitu bekerja atas dasar kontrol lompatan arus listrik (tunnel current) antara sampel dan cantilever (tip), mikroskop ini kemudian diberi nama Scanning Tunneling Microscope, atau sering disingkat STM. Atas prestasinya ini, penemu STM ini mendapatkan penghargaan Nobel Fisika pada tahun 1986.
Generasi sesudah STM yang tidak kalah popular adalah Atomic Force Microscope (AFM) yang bekerja atas dasar kontrol gaya antar atom di permukaan sampel dan cantilever. AFM dikembangkan oleh Binnig, Quate dan Gerber pada tahun 1986. Tahun 1992, SNOM mengalami kemajuan dahsyat dalam resolusinya yang mencapai seper 40 panjang gelombang cahaya.

Gambar 2. Heinrich Rohrer dan Gerd Binnig, peraih Nobel Fisika 1986 atas prestasinya menemukan STM.
SPM mempunyai prinsip kerja yang berbeda baik kalau dilihat dari jenis mikroskop SEM (Scanning Electron Microscope) maupun TEM (Transmission Electron Microscope). Prinsip kerja SPM adalah dengan mendeteksi tunnel current (arus listrik yang sangat lemah disebabkan lompatan elektron antara sampel dan cantilever) atau gaya antar atom (gaya tarik/tolak), kemudian bersamaan dengan kontrol parameter tersebut agar selalu konstan, permukaan sampel discan untuk melihat struktur bersekala atom. Dengan metode ini, SPM mempunyai resolusi yang tinggi baik pada arah horizontal maupun vertikal. Sekarang, SPM telah banyak sekali mengalami pengembangan, yang tidak hanya untuk melihat morfologi permukaan, tetapi juga bisa untuk mendeteksi medan magnet, potensial dan parameter fisika lainnya di permukaan sampel. Itulah sebabnya, mikroskop tipe ini banyak diaplikasikan dalam riset teknologi nano.
Penulis adalah staf P3TM BPPT, aktif juga sebagai peneliti di ISTECS (Institute for Science and Technology Studies) bidang kajian Nanoteknologi, dan menjabat sebagai Ketua ISTECS chapter Jepang.

Rabu, 23 Januari 2008

Velocity, Speed, and Motion... Oh My! Velocity is just another word for speed. It is the rate of motion in a specific direction. I'm going that-a-way at 30 kilometers per hour. My velocity is 30 kilometers per hour. It's also described as a measure of distance divided by time. Velocity can be constant, or it can change (acceleration). Remember vectors? You will use a lot of vectors when you work with velocity and distance. Our real world example of navigation on the ocean used velocity for every vector.
One Moment in TimeThere is a special thing called instantaneous velocity. That's the velocity at a split second in time. We were just talking about your speed over a long period of time. Why would you need to measure a velocity at one moment? Think about the moment you drove over the manhole. It's important to know if you were going 1 kmph when you drove over the manhole or 60 kmph. It doesn't matter if your average speed was 30. The term "instantaneous" refers to something physicists call a limit. Scientists "limit" the amount of time they do the measurement. When the "limit" moves to zero, that limit is one tiny point in time. A physicist would measure your velocity as the "limit for a period of time", zero, to get the instantaneous velocity.
Changing Your VelocityWhen velocity is changing, the word acceleration is used. A positive acceleration happens when you speed up. A negative acceleration happens when you slow down. When you accelerate or decelerate, you change your velocity over a specific amount of time. Just as with velocity, there is something called instantaneous acceleration. Instantaneous means scientists measure your acceleration for a specific moment of time. That way they can say he was accelerating at exactly this amount at this point during his trip.
Constant Acceleration There are a few special times when there is something called constant acceleration. This type of acceleration happens when the acceleration is constant in both amount and direction. The best example is gravity. Gravity's pull on objects is a constant here on Earth and it always pulls toward the center of the planet. The gravity of other planets is different from Earth's gravity because they have different masses. Even though the gravity may be smaller of larger, it will still create a constant acceleration.
Blog ini ditujukan bagi siapa saja yang ingin belajar Fisika tingkat menengah pertama dengan smart karena sekarang bukan waktunya lagi untuk belajar dengan hanya mengandalkan guru. Melalui blog ini SMART LEARNER dapat belajar, tanya jawab, dan mendownload bahan ajar maupun bank soal. Blog ini juga dapat dimanfaatkan oleh orang tua siswa untuk mengakses bahan ajar. Semoga bermanfaat untuk kita semua.

 

Jadi Anggota Blog Ini!

KOMPAS.com - Sains

Materi pelajaran di bawah dapat di-view dan juga dapat di download langsung ke komputer Anda